Pemeriksaan Sistem Saraf
By: Suriyani, S.Kep.,Ns
Pengertian....
Pemeriksaan neurologik adalah suatu proses yang membutuhkan ketelitian dan pengalaman, yang terdiri dari sejumlah pemeriksaan pada fungsi yang sangat spesifik yaitu saraf........
Otak dan medulla spinalis tidak dapat dilihat, diperkusi, dipalpasi, dan di auskultasi secara langsung.........
Pemeriksaan neurologik di bagi menjadi 5 komponen :
a. Fungsi serebral
b. Saraf-saraf kranial
c. Sistem motorik
d. Sistem sensorik
e. Status refleks
Tujuan....
Untuk mempelajari banyak tentang pola bicara , status mental, gayaberjalan, cara berdiri, kekuatan motorik dan koordinasinya serta keabnormalan yang terjadi pada sistem neurologik....
<
Fungsi serebral....
Serebral yang tidak normal dpt menyebabkan :
Gangguan dalam komunikasi
Pola tingkah laku emosional
a.Status Mental
- Mengobservasi penampilan pasien dan
tingkah lakunya.
- Mengobservasi postur, sikap, gerakan-gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan aktivitas motorik.
- Gaya bicara dan tingkat kesadaran
b. Fungsi Intelektual
- Menetukan apakah pasien disorientasi waktu, tempat dan orang.
- Fungsi intelektual yg lebih tinggi kapasitas untuk mengintepretasikan pengetahuan dengan menguji sebab akibat.
c. Daya Pikir
- Mengkaji kemampuan berpikir selama melakukan kegiatan wawancara
d. Status Emosional
- Pengkajian fungsi emosional yang mencangkup status emosional pasien
e. Persepsi
- Agnosia menguji kortikal pasien dengan cara menerjemahkan sensori (audiotori, taktil, dan visual)
f. Kemampuan Motorik
- Dengan memerintahkan pasien untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan keterampilan.
g. Kemampuan Bahasa
- Afasia
Glasgow Coma Scale (GCS)
- Mengevaluasi motorik pasien, verbal dan respon membuka mata.
- Masing – masing respon diberikan sebuah angka.
- Nilai terendah adalah 3 dan nilai tertinggi adalah 15
- Nilai 7 atau dibawah 7 umumnya dikatakn koma dan membutuhkan intervensi keperawatan secara khusus.
Pemeriksaan Saraf Kranial....
ü terdapat 12 pasang saraf kranial yang ditandai dengan angka romawi I – XII.
ü3 pasang memiliki jenis sensori (saraf I, II, VIII)
ü5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII)
ü4 pasang jenis gabungan (saraf V, VII, IX, X)
a. Nervus I (Olfactory)
Fungsi penciuman
b. Nervus II ( Optikus)
Fungsi aktifitas visual dan lapang pandang
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlear dan Abducens)
Fungsi koordinasi gerakan mata dan kontriksi pupil mata (N III).
d. Nervus V (Trigeminus)
- Fungsi sensasi, caranya : dengan mengusap pilihan kapas pada kelopak mata atas dan bawah.
- Fungsi motorik, caranya : klien disuruh mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi pada otot temporal dan masseter.
e. Nervus VII (Facialis)
- Fungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian anterior lidah, terhadap asam, manis, asin pahit.
- Fungsi motorik, kontrol ekspresi muka
f. Nervus VIII (Acustikus)
Fungsi sensoris : Cochlear (mengkaji pendengaran), Vestibulator (mengkaji keseimbangan)
g. Nervus IX (Glossopharingeal) dan nervus X (Vagus)
-N IX, mempersarafi perasaan mengecap pada 1/3 posterior lidah
- N X, mempersarafi organ viseral dan thoracal, pergerakan ovula, palatum lunak, sensasi pharynx, tonsil dan palatum lunak.
h. Nervus XI (Accessorius)
Gerakan otot Sternocledomastodeus dan trapezius
i. Nervus XII (Hypoglosus)
Mengkaji gerakan lidah saat bicara dan menelan
Pemeriksaan Sistem Motorik...
a.Ukuran otot
melakukan palpasi untuk melihat ukuran dan keadaan simetris
b. Tonus otot
Palpasi pada saat otot istirahat dan selama gerakan pasif
c. Kekuatan otot
Di uji melalui pengkajian kemampuan pasien untuk melakukan fleksi dan ekstensi ektremitas sambil dilakukan penahanan.
d. Keseimbangan dan koordinasi
- Koordinasi tangan dan ekstremitas atas di kaji dengan meminta pasien melakukan gerakan cepat, berselang-seling, dan uji menunjuk satu titik ke titik lainnya.
- Tes Romberg (keseimbangan)
Pemeriksaan Refleks....
a.Refleks Biseps
Peregangan tendon biseps pada saat siku dalam keadaan fleksi.
b. Refleks Triseps
Untuk menimbulkan refleks triseps, lengan di fleksikan pada siku dan diposisikan di depan dada.
c. Refleks Brakhioradialis
Dilakukan dengan lengan dalam keadaan fleksi dan supinasi.
d. Refleks Patella
Diketuk dengan cara mengetok tendon patella tepat di bawah patella.
e. Refleks Ankle (Achilles)
Diketuk pada bagian tendon achilles dan di gores menurun
f. Refleks Kontraksi Abdominal
Refleks superfisial yan ditimbulkan oleh goresan pada kulit dinding abdomen
g. Respon Babinski
Refleks yang diketahui jelas, sebagai indikasi adanya penyakit SSP yang mempengaruhi traktus kortikospinal.
Pemeriksaan Sensorik...
a.Sensasi Taktil
Sensifitas ekstremitas bagian proksimal dibandingkan dengan bagian distal
b. Sensasi nyeri dan suhu
c. Vibrasi
d. Merasakan posisi
e. Integritas sensasi
PEMERIKSAAN SISTEM IMUN
Pengertian...
Imunitas adalah Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup
Pemeriksaan sistem imun merupakan sarana yang sangat penting untuk mengetahui penyakit defisiensi imun.
Tujuan....
Untuk menentukan kompetensi imunologik baik pada orang normal maupun pada kelainan respons imunologik.
Untuk menunjang diagnosa penyakit-penyakit non-imunologik.
Pemeriksaan Fisik...
Kondisi kulit dan membran mukosa
Tanda-tanda infeksi
Suhu tubuh
Kelenjar limpe servikal anterior serta posterior,aksilaris dan inguinalis harus di palpasi
Status respiratorius
Status kardiovaskuler
Status gastrointestinall
Status urogenital
Status nutrisi
Pemeriksaan Laboraturium
Uji lekosit dan limfosit
Hitung jenis dan hitung sel darah putih
Biopsi sumsum tulang
Pemeriksaan imunitas humoral
Total globulin dan immunoglobulin
Uji imunitas seluler
Hitung total limfosit
Uji fungsi sel fagosit
Nitroblue tetrazolium reductase assay
Uji hipersensitifitas
Stratch test, Pacth test, Tes intra dermal, Radio allergosorbent test (RAST)
Uji antigen antibody spesifik
Radioimmunoassay, Imunofluoresensi, aglutinasi, test fiksasi komplemen.
Uji infeksi HIV
ELISA (Enzyme linked immunoabsorbent assay)
sample yg positif dpt dikonfirmasi dgn Western blot
Hitung sel CD 4 dan CD 8
Test antigent P24
Reaksi rantai polymerase (PCR: Polymerase chain reaction)
PEMERIKSAAN SISTEM REPRODUKSI
Pengertian...
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.
Pemeriksaan reproduksi dilakukan untuk mngetahui adanya kelainan atau abnormalitas pda sistem reproduksi manusia.
Tujuannya untuk mendeteksi secara dini dan mengobati kelainan-kelainan yang terdapat pada sistem reproduksi.
Pemeriksaan Fisik
Payu dara
- inspeksi : kontur(lembut, halus), bentuk (turun seperti pepaya atau tidk), kesimetrisan (kanan, kiri), warna kulit (kemerahan, pada kanker merah terang), daerah niple (puting masuk/keluar) dan areola (warna dan kondisi), keluaran(darah, purulen)
- palpasi : nodus lympa, dari puting di pencet(keluaran nya apa), palpasi jaringan payudara dari niple sampai seluruh bagian dengan sirkuler atau zigzag.
- palpasi : nodus lympa, dari puting di pencet(keluaran nya apa), palpasi jaringan payudara dari niple sampai seluruh bagian dengan sirkuler atau zigzag.
pemeriksaan abdomen
- inspeksi : kesimetrisan, warna kulit, striae(garis setelah melahirkan), bekas luka operasi, keadaan kulit (hyperpigmentasi --> hormon, ruam), terlihat adanya denyutan jika hamil
- palpasi : massa, karakteristik masa (berbatas tegas, teraba bagian-bagian kecil)
- inspeksi : kesimetrisan, warna kulit, striae(garis setelah melahirkan), bekas luka operasi, keadaan kulit (hyperpigmentasi --> hormon, ruam), terlihat adanya denyutan jika hamil
- palpasi : massa, karakteristik masa (berbatas tegas, teraba bagian-bagian kecil)
Pemeriksaan organ genitalia
Perempuan :
- inspeksi :
labia mayora (bibir paling luar untuk melihat luka, bengkak, kemerahan, simteris, sama besar apa enggak), labia minora(yang di inspeksi sama seperti labia mayora), klitoris(bentuk, edema atau bengkak), pembesaran kelenjar bartolin (antara labia mayora dan minora, fungsi nya untuk mengeluarkan sekret), uretra (kemerahan, ada keluaran ap tidak. lihat keluaran dan karakteristiknya), lubang vagina (bau, keluaran)
Perempuan :
- inspeksi :
labia mayora (bibir paling luar untuk melihat luka, bengkak, kemerahan, simteris, sama besar apa enggak), labia minora(yang di inspeksi sama seperti labia mayora), klitoris(bentuk, edema atau bengkak), pembesaran kelenjar bartolin (antara labia mayora dan minora, fungsi nya untuk mengeluarkan sekret), uretra (kemerahan, ada keluaran ap tidak. lihat keluaran dan karakteristiknya), lubang vagina (bau, keluaran)
- interna : apabila belum menikah, lakukan dengan colok dubur atau rectal toucher.
lakukan pemasangan speculum, siapkan speculum sesuai ukuran, beri jel
anjurkan pasien tarik nafas dalam
inspeksi : rongga vagina, keluaran, kondisi serviks (warna, bentuk lubang, posisi abnormalitas)
lakukan pemasangan speculum, siapkan speculum sesuai ukuran, beri jel
anjurkan pasien tarik nafas dalam
inspeksi : rongga vagina, keluaran, kondisi serviks (warna, bentuk lubang, posisi abnormalitas)
- Bimanual : Palpasi servikal, palpasi uterus, plapasi adneksal, palpasi vagina dan rektum.
laki-laki
inspeksi organ genitalia eksterna :
- penis : bentuk, lokasi lubang uretra, keadaan kulit, keluaran
- skrotum : bentuk, besar, bengkak, edema
palpasi area skrotum : jumlah testis, adanya masa
inspeksi organ genitalia eksterna :
- penis : bentuk, lokasi lubang uretra, keadaan kulit, keluaran
- skrotum : bentuk, besar, bengkak, edema
palpasi area skrotum : jumlah testis, adanya masa
- Pemeriksaan rektal digital (kelenjar prostat)
Evaluasi diagnostik sistem reproduksi wanita
Tes sitologi terhadap kanker
Kolposkopi dan biopsi servikal
Krioterapi
Biopsi kerucut
Smear dan biopsi (aspirasi endometrium)
Pemeriksaan diagnostik sistem reproduksi pria
Antigen spesifik prostat
Ultrasound
Analisis jaringan dan cairan prostat
Uji fungsi seksual pria
PEMERIKSAAN SISTEM PERKEMIHAN
Pengertian...
Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya
Pemeriksaan sistem perkemihan merupakan pemeriksaan yang dilakukan yang mengarah kepada penyakit saluran kemih
Tujuannya untuk melihat adanya kelainan pada sistem perkemihan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kulit dan membran mukosa. Catat warna, turgor, tekstur, dan pengeluaran keringat.
b. Mulut
c. Wajah
a. Kulit dan membran mukosa. Catat warna, turgor, tekstur, dan pengeluaran keringat.
b. Mulut
c. Wajah
d.Abdomen
Pasien posisi terlentang, catat ukuran, kesimetrisan, adanya massa atau pembengkakan, kembung, Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi gangguan ginjal yang menyebabkan anemia. Tampak ekskoriasi, memar, tekstur kulit kasar atau kering. Penurunan turgor kulit merupakan indikasi dehidrasi.
Pasien posisi terlentang, catat ukuran, kesimetrisan, adanya massa atau pembengkakan, kembung, Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi gangguan ginjal yang menyebabkan anemia. Tampak ekskoriasi, memar, tekstur kulit kasar atau kering. Penurunan turgor kulit merupakan indikasi dehidrasi.
Edema, indikasi retensi dan penumpukkan cairan.
Stomatitis, napas bau amonia
Moon face
Pembesaran atau tidak simetris, indikasi hernia atau adanya massa. Nyeri permukaan indikasi disfungsi renal. Distensi atau perut yang nyeri menetap, distensi, kulit mengkilap atau tegang.
Stomatitis, napas bau amonia
Moon face
Pembesaran atau tidak simetris, indikasi hernia atau adanya massa. Nyeri permukaan indikasi disfungsi renal. Distensi atau perut yang nyeri menetap, distensi, kulit mengkilap atau tegang.
Meatus urinary
Laki-laki posisi duduk atau berdiri, tekan ujung gland penis dengan memakai sarung tangan untuk membuka meatus urinary.
Pada wanita : posisi dorsal litotomi, buka labia dengan memakai sarung tangan. Perhatikan meatus urinary
Laki-laki posisi duduk atau berdiri, tekan ujung gland penis dengan memakai sarung tangan untuk membuka meatus urinary.
Pada wanita : posisi dorsal litotomi, buka labia dengan memakai sarung tangan. Perhatikan meatus urinary
Palpasi
a. Ginjal
- Ginjal kiri jarang dapat teraba, meskipun demikian usahakan untuk mempalpasi ginjal untuk mengetahui ukuran dan sensasi.
- Ginjal kiri jarang dapat teraba, meskipun demikian usahakan untuk mempalpasi ginjal untuk mengetahui ukuran dan sensasi.
- mengkilap dan tegang, indikasi retensi cairan atau ascites. Distensi kandung kemih, pembesaran ginjal. Kemerahan, ulserasi, bengkak, atau adanya cairan, indikasi infeksi. Pada laki-laki biasanya terdapat deviasi meatus urinary seperti defek kongenital.
- Jika terjadi pembesaran ginjal, maka dapat mengarah ke neoplasma atau patologis renal yang serius.
- Pembesaran kedua ginjal, indikasi polisistik ginjal.
- Tenderness/lembut pada palpasi ginjal maka indikasi - infeksi, gagal ginjal kronik.
- Ketidaksimetrisan ginjal indikasi hidronefrosis.
b. Kandung kemih
Secara normal, kandung kemih tidak dapat dipalpasi, kecuali terjadi distensi urin maka palpasi dilakukan di daerah simphysis pubis dan umbilicus.
Secara normal, kandung kemih tidak dapat dipalpasi, kecuali terjadi distensi urin maka palpasi dilakukan di daerah simphysis pubis dan umbilicus.
Perkusi
a. Ginjal
a. Ginjal
Jika kandung kemih penuh maka akan teraba lembut, bulat, tegas, dan sensitif.
Tenderness dan nyeri pada perkusi CVA merupakan indikasi glomerulonefritis atau glomerulonefrosis.
b. Kandung kemih
- Secara normal, kandung kemih tidak dapat diperkusi, kecuali volume urin di atas 150 ml. Jika terjadi distensi, maka kandung kemih dapat diperkusi sampai setinggi umbilicus.
- Jika kandung kemih penuh atau sedikitnya volume urin 500 ml, maka akan terdengar bunyi dullness (redup) di atas simphysis pubis.
Auskultasi
Jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal)
Jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal)
Evaluasi Diagnostik
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan fungsi ginjal
Ultrasound
Pemeriksaan sinar X
Endourologi
Brush biopsi ginjal dan uretra
Endoskopi renal
Biopsi ginjal
THANK YOU....
0 komentar:
Posting Komentar