Diberdayakan oleh Blogger.

인사말을 다 알아.... Gamsahabnida...have visited this blog! May be useful for you, Beautiful sharing......... 돈수

Kesehatan Seksual (Suriyani,S.Kep.,Ns)

Defenisi...
Seksualitas adl bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tsb kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.

Seks
“Menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan --- hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital). “


Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.


Kesehatan seksual..
“ Sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975).”

Komponen kesehatan seksual...
a. Konsep seksual diri --- nilai tentang kapan, dimana, dengan   
   siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan seksualitasnya. 
   Konsep seksual diri yang negatif menghalangi terbentuknya 
   suatu hubungan dengan orang lain.
b. Body image --- pusat kesadaran terhadap diri sendiri --- 
   secara konstan dapat berubah ---”Bagaimana seseorang  
   memandang  (merasakan) penampilan tubuhnya berhubungan  
   dengan  sesualitasnya --- Kehamilan, proses penuaan,
   trauma,penyakit, dan terapi tertentu”
Contoh : wanita ---bentuk tubuh dan ukuran payudara Pria --- ukuran penis

c. Identitas jender --- suatu pandangan mengenai jenis kelamin  
   seseorang, sebagai laki-laki atau perempuan --- mencakup
   komponen biologi, juga norma sosial dan budaya
d. Transjender : istilah bagi seseorang yang identitas jender 
   atau ekspresi jendernya berbeda dengan anatomi jenis 
   kelaminnya

Transjender mencakup :
Cross-dresses : orang yang rutin menggunakan pakaian dari jenis kelamin yang berbeda --- bentuk ekspresi jender --- tidak perlu dihubungkan dengan orientasi seksual. Banyak cross-dresser adalah heteroseksual
Interseks : orang yang memiliki organ seksual ganda (ambiguous) pada saat lahir --- hermaprodit
Transeksual preoperatif adalah seseorang yang mengalami konflik antara jender dengan anatominya
Transeksual postoperatif adalah orang yang telah menjalani operasi untuk mengubah jendernya 

Karakteristik Kesehatan Seksual
a.Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan 
  kekerasan, eksploitasi dam penyalahgunaan seksual.
b.Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri
  terhadap penampilan pribadi
c.Kongruen antara seks biologis, identitas jender, dan perilaku
  peran jender
d.Kemampuan membuat keputusan pribadi (otonomi) mengenai  
  kehidupan seksual yang dijalani dalam konteks personal dan etik
  sosial
e.Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, 
  sentuhan, emosional dan cinta
f.Kemampuan menerina pelayanan kesehatan seksual untuk mencegah 
  dan mengatasi semua masalah, dan gangguan seksual
g.Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan peran jendernya
h.Menghargai sistem yang berlaku
I.Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain

ketrampilan dasar perawat dalam memberikan pelayanan seksualitas
- Pengetahuan dan kenyamanan diri terhadap seksualitas pribadi
- Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan seksualitas  
  sepanjang rentang kehidupan
- Pengetahuan tentang seksualitas dasar, termasuk bagaimana 
  masalah kesehatan dan penyelesaiannya dapat mempengaruhi 
  seksualitas dan fungsi seks serta intervensi apa yang dapat 
  memfasilitasi ekspresi seksual


Keahlian komunikasi terapeutik
    Menerima seksualitas sebagai area penting dalam intervensi keperawatan dan adanya kemauan bekerja dengan klien yang mempunyai berbagai jenis ekspresi seksualitas
    Kemampuan mengenal kebutuhan klien dan anggota keluarga dalam mendiskusikan topik seksualitas, tidak hanya dengan tulisan atau audiovisual tapi juga melalui diskusi verbal

Anatomi & fisiologi sistem reproduksi pria & wanita
Organ seks wanita
a. Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopii dan 
   ovarium.
b. Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang 
   terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia 
   minora, klitoris dan ostium vaginalis (introitus).



Organ seks pria
a. Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum.

b. Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus 
   deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan kelenjar
   cowper.


Tahap perkembangan seksual
Bayi (0 – 12 bulan )
- Penentuan jender laki-laki atau perempuan
- Pembedaan diri sendiri dengan orang lain secara bertahap
- Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan
- Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi perempuan  
  mangalami  lubrikasi vagina
- Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan
- Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, emmeluk,membuai) --- 
  senang & nyaman berinteraksi dengan manusia


Todler (1-3 tahun )
- Identitas jender berkembang secara kontinyu(terus menerus)
- Mampu mengidentifikasi jender diri sendiri
- Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin sama 
  ,misal berinteraksi dengan boneka, pakaian yang dipakai


Pra sekolah (4-5 tahun )
- Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat
- Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain
- Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar
- Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku
- Menyukai orang tua yang berbeda jenis
- Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada


Usia sekolah (6-12 tahun )
- Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang
  berjenis kelamin sama (misalnya anak perempuan dengan ibu)
- Senang berteman dengan sesama jenis
- Kesadaran diri meningkat
- Mempelajari konsep dan peran jender
- Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
- Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang perilaku
  seksual, menstruasi, reproduksi,seksualitas


Remaja (12-18 tahun )
- Karakteristik seks mulai berkembang
- Mulai terjadi menarke
- Mengembangkan hubungan yang menyenangkan
- Dapat terjadi aktivitas seksual, misalnya masturbasi
- Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks heteroseks)
- Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani
  orang tua


Dewasa awal (18-40 tahun )
- Terjadi aktivitas seksual
- Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat
- Beberapa pasangan berbagi tugas : keuangan, pekerjaan rumah  
  tangga
- Mengalami ancaman terhadap body image akibat penuaan

Dewasa tengah (40-65 tahun )
- Penurunan produksi hormon
- Wanita mengalami menopause (umumnya usia 40-55 tahun)
- Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap
- Mulai memperkokoh stándar moral dan etik


Dewasa akhir (65 tahun keatas )
- Aktivitas seksual lebih berkurang
- Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami atrofi
- Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan memerlukan 
  waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan ejakulasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi seksualitas
Budaya
Berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga akan dipengaruhi budaya 

Nilai-nilai religi (keagamaan)
Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks tanpa nikah

Status kesehatan
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.


Hospitalisasi
--- Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak berguna.
--- Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku 
    secara seksual melalui pengucapan kata-kata kotor, 
    mencubit,dll
--- Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan
    harga diri dan perasaan kehilangan yang mencakup 
    maskulinitas dan femininitas.
--- klien yang mendapatkan tindakan asuhan keperawatan harus 
    diawali dengan penjelasan tindakan yang rasional dan membuat 
    klien puas dan menerima 


Beberapa masalah berhubungan seksualitas
Penganiayaan seksual
--- Mencakup tindak kekerasan pada wanita,pelecehan seksual,  
    perkosaan, pedofilia,inses, pornografi anak
--- Efek traumatik --- masalah fisik dan psikologis --- 
    disfungsi seksual.


Aborsi
--- Dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh wanita 
    yang berhubungan sekssebelum nikah.
--- Kontroversi baik yang pro maupun kontra.
--- Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka


Penyakit menular seksual (PMS)
--- individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
--- PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada  
    pasangannya selama kontak seksual yang intim.
--- Tempat penularannya biasanya genital, tetapi mungkin juga 
    tertular melalui oral-genital atau anal- genital.
Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sífilis --- disebabkan oleh bakteri
Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS --- oleh virus

Pengkajian seksual
Riwayat Kesehatan seksual
--- Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan
    apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
--- Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan 
    pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat


Pengkajian fisik
--- Inspeksi dan palpasi
--- Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik 
    misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret 
    yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada 
    genital,  gangguan fungsi urinaria, dll.
--- Identifikasi klien yang berisiko
    Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :
    adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma,   
    kehamilan, setelah melahirkan, abnormalitas anatomi genital
    riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
    kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda   
    lahir, skar (masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh

---terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan masalah   
   seksual; kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang 
   fungsi  dan ekspresi seksual
---gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ;
   kehilangan pasangan konflik nilai-nilai antara kepercayaan   
   pribadi dengan aturan religi


Diagnosa keperawatan
1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d )
- ketakutan tentang kehamilan
- efek antihipertensi
- depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan
2. Disfungsi seksual b.d
- cedera medulla spinalis
- penyakit kronis
- nyeri
- ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti
3. Gangguan citra tubuh b.d
- efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan
- disfungsi seksual
- perubahan pasca persalinan
4. Gangguan harga diri b.d
- kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infark 
  miokardium
- pola penganiayaan ketika masih kecil



Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain misalnya :
Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual
Nyeri b.s tidak adekuatnya lubikasi vagina atau efek pembedahan genital
cemas b.d kehilangan fungsi seksual

Perencanaan keperawatan
Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual yang
dialami klien, mencakup :
- mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan seksual
- meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual
- mencegah terjadinya atau menyebarnya PMS
- mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
- meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
- memperbaiki konsep seksual diri

Implementasi
- promosi kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan kesehatan.
- Perawat : ketrampilan komunikasi yang baik, lingkungan dan 
  waktu yang mendukung privasi dan kenyamanan klien.
- Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan faktor 
  yang berhubungan --- pendidikan tentang perkembangan normal 
  pada anak usia todler, kontrasepsi pada klien usia subur, 
  serta pendidikan tentang PMS pada klien yang memiliki pasangan
  seks lebih dari satu.
- Rujukan mungkin diperlukan

Evaluasi
Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan.
Jika tidak tercapai, perawat seharusnya mengeksplorasi
alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai
--- Pengungkapan klien atau pasangan, klien dapat diminta
mengungkapkan kekuatiran, dan menunjukkan faktor risiko,
isyarat perilaku seperti kontak mata, atau postur yang
menandakan kenyamanan atau kekuatiran
klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah
harapan atau menetapkan jangka waktu yang lebih sesuai
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif --- penting


THANK YOU....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS